PROTEIN
Gizi.net - DALAM beberapa seri tulisan berikut diuraikan komponen
molekuler atau bahan kimia sel. Bahan itu dibedakan atas bahan anorganik
dan organik. Bahan anorganik ialah bahan yang terdapat di alam, yaitu
oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan mineral. O2 dan CO2 berasal
dari udara, dan masuk-keluar sel lewat pernapasan.
O2 masuk tubuh lewat paru, berguna untuk oksidasi atau membakar molekul
organik untuk menghasilkan energi. CO2 ampas oksidasi, sebagian besar
dibuang dari tubuh lewat paru lagi. Mineral berasal dari tanah.
Bahan organik ialah bahan yang dihasilkan oleh organisme atau makhluk
hidup: protein, karbohidrat, lemak, asam nukleat, dan vitamin.
O2 dan CO2 tidak diulas dalam seri ini. Bahan lain diulas satu per satu.
Dimulai dengan protein, lalu diakhiri dengan cara memasukkan
molekul-molekul itu ke dalam sel serta peranan hormon di dalamnya. Semua
bahan organik dibina atas empat macam unsur yaitu C, H, O, dan N.
Karbohidrat dan lemak mengandung tiga unsur, yaitu C, H, dan O.
Protein selain mengandung C, H, dan O, juga N; sesewaktu juga S dan P.
Huruf-huruf besar ini singkatan nama atom unsur kimia: O = oksigen (zat
asam), H = hidrogen (zat air), C = carbon (karbon, zat arang), N =
nitrogen (zat lemas), S = sulfur (zat belerang), dan P = phosphorus
(fosfor).
Atom-atom itu bergabung membentuk molekul. Penggabungan berlangsung
lewat perjabatan atau perikanan lengan, diberi tanda dengan garis pendek
-. Jumlah lengan berbagai atom bervariasi: H = 1, O = 2, C = 4, N = 3, P
= 4, S = 2. Protein adalah polimer asam amino. Berasal dari kata poli =
banyak, dan mer = bulatan atau satuan. Jadi asam amino adalah monomer
protein (mono- = satu). Asam amino mengandung dua macam gugus: 1) asam
–COOH; 2) amine –NH2. R = gugus metil (-CH3)n, dan n artinya banyak. N =
1 sampai puluhan. Banyak asam amino menentukan besar atau berat molekul
(BM) suatu protein. Asam amino, yang tersederhana dan terkecil ialah
glisin. Disini R = H atau hidrogen. Lebih besar dari glisin ialah
alanin, di sini n = 1. Asam amino yang umum dihasilkan oleh makhluk
hidup, hewan atau tumbuhan ada 20 macam: glisin, alanin, serin, sistein,
valin, leusin, isoleusin, lisin, fenilalamin, arginin, histidin,
treonin, metionin, tirosin, triptofan, prolin, asparagin, asam aspartat,
glutamin, dan asam glutamat. Yang ke20 macam itu membina suatu molekul
protein, ibarat bata yang menjadi bahan dasar yang membina suatu rumah.
Ada protein yang tidak lengkap mengandung segala macam asam amino, ada
pula yang lengkap. Dari yang 20 macam itu ada 10 macam yang bisa dibikin
dalam sel, berbahankan asam amino yang 10 macam. Yang 10 macam lain
tidak bisa dibikin sel hewan, disebut asam amino penting atau esensil :
valin, leusin, isoleusin, lisin, fenilalamin, arginin, histidin,
treonin, triptofan, dan metionin.
SUATU molekul protein terdiri dari untaian banyak asam amino, jumlahnya
bisa ratusan sampai ribuan. Ada protein yang asam amino beruntai ke
samping, sehingga membentuk cabang. BM suatu protein belasan sampai
ratusan ribu. Protein yang tergolong paling besar ialah globulin, dengan
BM = 920.000. Jika protein dipecah atau dicernakan, terbentuk suatu
hasil antara yang disebut peptida. Peptida dibina atas beberapa asam
amino. Dua asam amino beruntai disebut dipeptida, tiga beruntai disebut
tripeptida. Jika beruntaian banyak disebut polipeptida. Ada bagian atau
organel sel berupa protein, ada dalam bentuk peptida.
Telah diajarkan kepada orang awam bahwa protein adalah zat pembangun.
Sebetulnya selain protein, karbohdirat dan lemak juga penyerta atau
pelengkap zat pembangun. Hampir sebagian besar organel dan produk sel
berbahan pokok protein. Kulit dibina atas serat keratin, klagen, dan
elastin, yang semua adalah protein. Darah adalah gabungan banyak macam
protein. Eristrosit, lekosit, dan trombosit, dibina atas protein.
Dalam plasma darah terdapat berpuluh macam protein, seperti albumin
untuk mengangkut berbagai zat, globulin untk membina antibodi,
fibrinogen untuk pembekuan darah jika terjadi luka atau darah berkontak
dengan bagian pembuluh darah yang kesat.
Otot jantung, otot polos yang membina berbagai saluran dalam tubuh, dan
otot rangka yang membuat anggota dapat digerakkan, mengandung serat yang
dapat berkerut yang disebut miofibril. Miofibril ini juga protein.
Rambut dan bulu juga dibina atas keratin, seperti halnya yang membina
kulit ari. Tulang memiliki bahan dasar yang disebut osein, suatu
protein.
Tulang rawan memiliki bahan dasar khondrin, juga protein. Hormon banyak
yang protein, peptida, atau ubahan salah satu asam amino. Enzim adalah
biokatalisator dan itu adalah protein juga. Protein dibagi atas dua
golongan: 1) sederhana; 2) gabungan. Yang sederhana jika diuraikan oleh
suatu enzim akan pecah jadi asam amino saja. Yang gabungan terdiri dari
gabungan protein dengan bahan organik lain.
Yang sederhana seperti: albumin, globulin, glutein, histon, kasein, dan
vitelin. Albumin pengangkut zat dalam plasma darah, dan globulin pembina
bahan kekebalan atau antibodi. Glutein adalah protein yang terkandung
dalam biji sereal (padi, jagung, gandum, jelai, sorgum), histon adalah
poros lilitan DNA dalam kromosom, kasein terkandung dalam susu, dan
vitelin adalah protein yang membina kuning telur.
PROTEIN gabungan yang kompleks ialah seperti hemoglobin,lipoprotein, dan
glikoprotein. Hemoglobin (Hb) adalah pigmen pernapasan dalam eritrosit,
berguna untuk mengikat oksigen dalam paru. Pigmen ini mengandung unsur
besi (Fe), yang membuat eritrosit dan darah keseluruhan jadi berwarna
merah.
Dalam sel tubuh kita protein dibikin dari monomer asam amino. Asam amino
yang 20 macam itu tersimpan dalam sitoplasma, yang sewaktu akan
bergabung membentuk untaian jika dari inti datang perintah untuk
menyintesa sejenis protein. Asam amino dalam sitoplasma itu dibawa darah
dari usus, sebagai hasil pencernaan protein dalam bahan makanan.
Asalnya protein makanan itu diproduksi oleh tumbuhan.
Oleh karena punya kloroplas maka tumbuhan dapat berfotosintesa. Dari
sini dihasilkan glukosa. Glukosa dapat diubah jadi asam amino setelah
dari tanah oleh akar diisap ion nitrat (NO3), lalu gabung dengan glukosa
itu. Dari sini tumbuhan pun memproduksi protein. Karnivora mendapat
protein dari tubuh mangsa, yang asalnya juga karena mangsa itu mendapat
protein dari tumbuhan. Protein dapat disintesa oleh semua sel makhluk.
Meski asam amino berasal dari tumbuhan, tetapi protein yang disentesa
hewan beda dengan tumbuhan. Waktu embrio awal, yaitu sampai tingkat
morula, semua sel membikin semua macam protein dan bahan organik lain.
Ketika embrio telah mengalami diferensiasi, lalu terbentuk berbagai
jaringan, maka tiap sel dari setiap jaringan menyintesa protein khusus,
yang jadi sisi jaringan bersangkutan.
Jaringan epitel di kulit, misalnya, hanya menyintesa keratin, jaringan
epitel lendir usus, paru, dan kelamin, menghasilkan musin sebagai bahan
dasar lendir yang digetahkan. Jaringan pengikat menghasilkan serat
kolagen, jaringan otot menyintesa protein miofibril, dan jaringan saraf
menghasilkan neurotransmitter (bahan perambat rangsang).
SETIAP macam protein disintesa menurut cetak biru. Cetak biru iitu ada
pada gen. Sedangkan gen berada dalam kromosom. Sel tubuh orang
mengandung hampir 100.000 gen, disebar pada 23 macam kromosom. Tiap
macam ada sepasang. Sel orang mengandung 23 pasang atau 46 kromosom.
Kromosom yang 23 macam itu memiliki panjang bervariasi. Kromosom
terpanjang atau terbesar mengandung gen paling banyak, sekitar 2.000-an.
Sedangkan kromosom terpendek atau terkecil mengandung gen tersedikit,
mungkin hanya ratusan.
Sekitar 60 persen gen itu menyintesa protein. Ada satu protein
dihasilkan oleh satu gen saja, ada pula oleh beberapa gen. Hemoglobin
disintesa oleh dua gen, sedangkan gen antibodi disintesa empat gen. Beda
protein beda pula gennya. Dari hampir 100.000 gen dalam tiap sel tubuh
seseorang terbentuk ribuan macam protein. Karena sintesa zat organik
lain, terutama karbohidrat dan lemak, diatur oleh enzim dan itu adalah
protein, maka terbentuk ribuan macam kedua zat organik itu.
Meski macam protein sama pada semua individu suatu species, namun antara
berbagai individu species bersangkutan terdapat perbedaan kecil atau
variasi ultrastruktur setiap macam protein. Itu terjadi karena kalau
beda individu bervariasi pula susunan nukleotida DNA gen-gennya. Karena
itu beda individu beda pula struktur halus proteinnya. Sudah pernah
dibicarakan bahwa membran sel, yaitu yang menjadi selaput setiap sel dan
juga menyelaputi banyak organel dalam sel, dibina atas dua lapis lemak,
dan ditunjang oleh banyak molekul protein. Banyak di antara protein
membran itu yang bertindak sebagai penerima atau reseptor bagi berbagai
zat untuk bisa dibawa masuk ke dalam sel. Ada juga sebagai pengenal sel
tetangga atau bahan yang datang dari luar tubuh, disebut protein
pengenal.
Protein pengenal akan mengenal sel atau bahan yang berasal dari tubuh
sendiri (self), dan yang bukan dari tubuh sendiri (nonself). Protein
pengenal kecocokan jaringan disebut HLA (human leukocyte antigen). Jika
bahan itu nonself berarti protein pengenal atau HLA-nya tidak cocok atau
tidak sama dengan protein pengenal pada membran sel tuan rumah. Protein
pengenal bahan asing itu dianggap sebagai antigen, dan terhadapnya
lekosit tuan rumah terangsang untuk menghasilkan antibodi dan lekosit
yang terangsang untuk meracun dan merusak bahan asing.
SEL-sel peronda, yaitu makrofaga, membantu lekosit melawan bahan asing
itu. Antibodi menggumpalkan antigen, sedangkan lekosit perusak
menghancurkan jaringan. Makrofoga memakan bersihkan ampas hancuran. Jika
bahan asing itu besar seperti organ cangkokan, lekosit, makrofoga, dan
antibodi tak mampu menghancurkan, tubuh akan kalah lalu meninggal. Bisa
juga terjadi HLA antara dua individu cocok, berarti dapat terjadi
cangkok organ antara mereka. Misalnya antara saudara kandung. Terlebih
antara saudara kembar identik, karena gen-gen mereka sama susunan rinci
DNA-nya. Secara umum jika tidak ada hubungan darah peluang keccocokan
HLA hanya sekitar satu dalam sekian sejuta penduduk. Tetapi, khusus bagi
sel darah merah (eritrosit) lebih banyak peluang kecocokan.
Untuk keperluan tranfusi berlaku dua sistem: ABO dan faktor Rhesus.
Menurut sistem ABO ada empat golongan penduduk: A, B, AB, dan O,
sedangkan menurut sistem Rhesus dua golongan pula: Rh+ dan Rh-, dan
penduduk yang bergol. Rh- hanya sekitar 10-15 persen dari suatu
penduduk. Golongan darah kedua sistem ditentukan oleh hadirnya antigen
dengan tanda sama pada membran eritrosit. Golongan darah yang sama akan
cocok jika tranfusi, tidak digumpalkan.
Orang bergolongan A, berantigen A pada eritrosit, dan berantibodi anti-B
dalam plasma. Golongan B berantigen B dan beranti-A, golongan AB
berantigen A dan B tetapi tak berantibodi; Golongan O tak berantigen
tetapi ada kedua antibodi. Orang Rh+ berantigen Rhesus tapi tak ada
antibodi Rh- pada plasma. Orang Rh- tak berantigen dan antibodi.
(Dr Wildan Yatim, dosen IKD Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung)
Hai Kawan Terima Kasih Sudah Bersedia Mampir di blog saya
Pages
Pengikut
Bookmarks
My Blog
Orang yang berpikiran negatif selalu melihat kesulitan dalam setiap kesempatan, Sedangkan orang sukses selalu mencari kesempatan dalam setiap kesulitan.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
BIOKIMIA
Lencana Facebook
Mengenai Saya
SHITY
SHITY CHO
Langganan:
Postingan (Atom)
Jennifer Lopez Ft Pitbull - Dance Again :: Www.MYBiseda.Com :: - Jennifer Lopez Ft Pitbull - Dance Again
0 komentar:
Posting Komentar